Tren pariwsata saat ini memunculkan berbagai istilah, salah satunya Dark Tourism. Dark Tourism membawa wisatawan pada tempat-tempat yang memiliki aura gelap tragedi masa lalu dan mampu menciptakan kengerian.
Bagi yang ingin merasakan sensasi Dark Tourism, bisa mengunjungi salah satu desa yang sudah tidak asing lagi, yaitu Desa Trunyan. Desa ini memiliki keunikan dari sisi tradisi pemakamannya. Mayat-mayat di Desa Trunyan tidak dikubur, melainkan akan dibiarkan tergeletak diatas tanah dan hanya ditutupi oleh beberapa bambu yang dibuat seperti segitiga. Meskipun begitu, mayat-mayat ini tidak mengeluarkan bau. Masyarakat lokal mempercayai karena adanya pohon Taru Menyan yang mampu menghilangkan bau dari mayat tersebut.
Tetapi, sebelum mengunjungi Desa Trunyan ada beberapa peraturan yang harus ditaati oleh wisatawan. Seperti tidak boleh berbicara kotor dan tidak mengambil barang apa pun yang berada di Taru Menyan. Apabila ada yang melanggar, biasanya akan “diganggu” sampai ke kediamannya masing-masing. Sensasi mistisnya benar-benar terasa bukan?
Oleh karena itu jadilah wisatawan yang bertanggung dengan menghargai tuan rumah, lingkungan, tradisi yang ada dalam berwisata. Sehingga tidak merugikan siapapun.
Penulis: Audylia Zahra
English
Indonesia
