News

 Demo Image
image
  • Tour, Tourism, Travel

Menelisik SCTPB; Kawasan Desa Wisata Bali Aga di Bali Utara

Berbicara desa wisata, Bali memang tidak ada habisnya. Dari desa tradisional hingga modern, dari desa pegunungan hingga pinggir pantai, semua memiliki potensi menjadi desa wisata. Tak salah memang jika Bali disebut sebagai surganya pariwisata dunia. Satu desa menjadi desa wisata merupakan hal yang lumrah dan biasa ditemukan di berbagai daerah di Indonesia. Namun uniknya, di Bali terdapat 5 desa yang diintegrasikan menjadi 1 kawasan desa wisata. Ialah SCTPB sebuah kawasan Desa Bali Aga di Kabupaten Buleleng, yang kini tengah gencar membangun desa wisata. Kelima desa tersebut meliputi Desa Sidatapa, Desa Cempaga, Desa Tigawasa, Desa Pedawa dan Desa Banyuseri.

 

Didampingi oleh Ibu Dr. Nyoman Dini selaku Ketua Tim Project Project Pengembangan Kawasan Pedesaan Bali Aga, Tim RIF (Responsive Innovation Fund) Buleleng dalam kegiatan Penajaman Tourism Marketing Bali Aga, serta Bapak Wicak selaku koordinator Litbang Kanupaten Buleleng, Tim Godevi  berkesempatan mengunjungi dan menikmati langsung sajian potensi wisata kelima desa wisata Bali Aga tersebut. Penggagas pengembangan kawasan pedesaan Bali Aga, Bapak Wayan Ariawan menyampaikan dalam paparannya bahwa desa-desa di kawasan Bali Aga awalnya memiliki citra yang kurang baik. Melalui pariwisata, potensi yang begitu besar yang sejatinya dimiliki oleh Desa Bali Aga, kemudian diangkat guna meningkatkan perekonomian, konservasi kawasan serta memperkenalkan kekayaan sumber daya pariwisata di desa tersebut. Kawasan SCTPB ini juga telah memiliki Bumdes Bersama sebagai wadah dalam pengembangan pariwisata di kawasan agar saling berintegrasi.

 

WhatsApp Image 2021-09-23 at 17.30.12 (1)

 

Meski berada dalam satu kawasan, nyatanya kelima desa ini memiliki keunikan potensi wisatanya masing-masing. Mulai dari produk UMKM seperti anyaman bambu, panganan lokal hingga gula aren, rumah adat tradisional, situs sejarah seperti sarkofagus hingga pesona bentang alamnya. Tak dipungkiri beberapa desa memang memiliki kesamaan potensi. Anyaman bambu misalnya. Potensi ini digalakkan oleh desa Tigawasa dan Sidatapa. Kendati memiliki kesamaan potensi berupa anyaman bambu, namun produk yang dihasilkan kedua desa ini sama sekali berbeda dengan pengemasan aktivitas yang berbeda pula. Hal ini justru menjadi keunikan tersendiri dari masing-masing desa sehingga semakin menarik untuk dipelajari dan dijelajahi.

 

Namun satu hal yang menjadi ciri khas kawasan ini adalah sajian gastronomi dari kopi robusta. Berbeda dengan Kopi Kintamani yang telah menjadi icon kopi lokal Bali yang tergolong ke dalam jenis kopi arabika, kawasan desa Bali Aga ini justru memiliki varian kopi robusta. Dengan rasa kopi yang lebih ringan dan labih nyaman bagi lambung, menjadikan kopi robusta Bali Aga ini memiliki daya tarik tersendiri. Menariknya, cara penyajian kopi di desa-desa Bali Aga ini begitu khas. Secangkir kopi robusta senantiasa disajikan dengan potongan-potongan kecil gula aren yang juga diprosuksi sendiri oleh masyarakat desa. Rasanya begitu khas dan nikmat.

 

WhatsApp Image 2021-09-23 at 17.30.12

 

Begitu banyak hal menarik, begitu banyak pelajaran yang didapatkan saat berkunjung kawasan Desa Bali Aga ini. Tak hanya seni, budaya, alam, namun terlebih lagi adalah bagaimana hidup berdampingan dan selaras dengan alam. Kerena alam tak hanya sekedar rumah, tapi harta yang akan menghidupi umat manusia.

 

Penulis : Made Sera Septiani

Editor : I Gede Made Sukariyanto