News

 Demo Image
image
  • 2024-10-23 06:55:45
  • Tour, Tourism, Travel

KLASIFIKASI PENGEMBANGAN DESA WISATA: MENILIK PROGRES DAN TANTANGAN DI MASA DEPAN

Gambar WhatsApp 2024-10-23 pukul 14.51.16_1db9ec45

 

Pengembangan desa wisata merupakan salah satu inisiatif penting dalam meningkatkan perekonomian desa dan menjaga kelestarian budaya lokal. Berdasarkan data tahun 2021, klasifikasi pengembangan desa wisata terbagi ke dalam empat kategori: rintisan, berkembang, maju, dan mandiri. Dari grafik yang ditampilkan, dapat dilihat bahwa mayoritas desa wisata berada pada kategori berkembang dengan persentase yang dominan sebesar 76,71%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar desa wisata masih dalam tahap pengembangan dan belum sepenuhnya mandiri, meski telah mengalami kemajuan yang signifikan dalam berbagai aspek pariwisata. Selain itu, desa wisata yang telah mencapai kategori maju tercatat sebanyak 17,12%, yang menandakan adanya desa-desa yang telah memiliki struktur kelembagaan dan manajemen pariwisata yang baik serta stabil. Desa dalam kategori ini umumnya sudah mampu menarik wisatawan dalam jumlah yang konsisten dan telah mengoptimalkan potensi sumber daya lokal mereka. Sementara itu, desa wisata yang masih dalam tahap rintisan terdata hanya 6,16%, menunjukkan adanya beberapa desa yang baru memulai inisiatif mereka dalam sektor pariwisata. Hal ini memberi gambaran bahwa meskipun banyak desa yang telah mencapai tingkat berkembang dan maju, masih ada desa-desa yang memerlukan bimbingan dan dukungan lebih lanjut untuk memperkuat daya saing mereka.

 

Menariknya, tidak ada desa wisata yang mencapai kategori mandiri pada tahun 2021, dengan persentase 0,00% pada kategori ini. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun ada perkembangan signifikan di beberapa desa, tidak ada desa wisata yang sepenuhnya mandiri dalam hal ekonomi dan pengelolaan pariwisata. Untuk mencapai tingkat mandiri, desa wisata perlu memperkuat berbagai aspek, mulai dari pengelolaan yang lebih profesional, kolaborasi dengan pihak eksternal, hingga inovasi dalam pengelolaan potensi lokal. Klasifikasi ini menjadi indikator penting bagi para pemangku kebijakan dan pengelola desa wisata untuk mengevaluasi sejauh mana desa mereka telah berkembang dan merancang strategi lanjutan demi mencapai kemandirian penuh di masa depan. 

 

Dari data diatas dapat disimpulkan bahwa sebagian besar desa wisata di Indonesia berada pada kategori berkembang dengan persentase 76,71%, sedangkan 17,12% desa wisata telah mencapai kategori maju. Meski demikian, pada tahun tersebut belum terdapat desa wisata yang mencapai kategori mandiri. Namun, seiring berjalannya waktu, perkembangan desa wisata telah mengalami perubahan yang signifikan. Data ini tentu sudah mengalami pergeseran, mengingat pengelolaan dan pembangunan desa wisata terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, desa wisata seharusnya tidak hanya berfokus pada tahapan rintisan atau berkembang, melainkan memiliki target untuk mencapai kategori mandiri. Hal ini penting karena desa wisata yang mandiri tidak lagi bergantung pada bantuan pemerintah atau investor dalam pengelolaan dan pengembangannya. Desa wisata mandiri mampu memanfaatkan potensi lokal secara maksimal dan menjalankan kegiatan pariwisata secara berkelanjutan. 

 

Sebagai contoh di Bali, Desa Wisata Penglipuran dapat dikategorikan sebagai salah satu desa wisata yang telah menunjukkan kemandirian dalam pengelolaan pariwisata. Desa ini mampu menarik wisatawan baik domestik maupun mancanegara melalui potensi budaya dan lingkungan lokal, serta menjalankan sistem pengelolaan pariwisata yang berkelanjutan tanpa ketergantungan penuh pada pihak eksternal.