Timbrah Village

Demo Image

Timbrah Village

Pertima Village, Karangasem District, Karangasem Regency, Bali

Demo Image

UNIQUE HISTORY (E)

Based on stories that have been passed down from generation to generation from plupi (a type of palm leaf used by previous ancestors as a substitute for paper) it is briefly stated that in ancient times the village of Timbrah was called Timah Sari and was inhabited by several groups of residents called pauman. According to history, this village has been known since Saka year 1118 under the name Patimah Village which is located in Lebak Apin Geger or the hills inhabited by the Balinese Aga residents. At the time of the Mount Toh Langkir or Mount Agung disaster which erupted several times since Saka year 1118, many residents moved to other locations that were considered safer from the lava flow. The presence of the immigrant population brought many changes and developments, the 75 residents of Patimah Village known as Bali Mula then began to build Pauman Desa, I Gusti Ngurah Bija built Pauman Beji, I Gusti Anakan Toya built Pauman Manak Yeh and Ki Tuhung built Pauman Lambuan. In 1683 a general meeting was held to discuss village development planning in general and determine village aci-aci (traditional ceremonies). In line with the interests of development and ceremonies, it was at that time that a banjar and coercion were formed as they are known today and Patimah Village was changed to Timbrah Village.

SEJARAH UNIK (I)

Berdasarkan cerita yang dikisahkan secara turun temurun yang bersumber pada plupi (sejenis lembaran daun lontar yang dipakai leluhur terdahulu sebagai pengganti kertas) secara singkat disebutkan bahwa pada jaman dahulu Desa Timbrah ini disebut Timah Sari dan dihuni oleh beberapa kelompok warga yang disebut dengan pauman. Menurut sejarah, desa ini sudah dikenal sejak tahun saka 1118 dengan nama Desa Patimah yang berada di Lebak Apin Geger atau perbukitan yang dihuni oleh penduduk Bali Aga. Pada saat terjadi bencana Gunung Toh Langkir atau Gunung Agung yang meletus beberapa kali sejak tahun saka 1118, banyak penduduk yang berpindah ke lokasi lain yang dirasa lebih aman dari aliran lahar. Kehadiran penduduk pendatang membawa banyak perubahan dan perkembangan, penduduk Desa Patimah yang berjumlah 75 orang yang disebut sebagai Bali Mula kemudian mulai membangun Pauman Desa, I Gusti Ngurah Bija membangun Pauman Beji, I Gusti Anakan Toya membangun Pauman Manak Yeh dan Ki Tuhung membangun Pauman Lambuan. Pada tahun 1683 diadakan pertemuan untuk membicarakan perencanaan pembangunan desa secara umum dan menentukan aci-aci (upacara adat) desa. Sejalan dengan kepentingan pembangunan dan upakara, pada saat itulah kemudian dibentuk banjar dan juga pemaksan seperti yang dikenal sekarang serta Desa Patimah diganti menjadi Desa Timbrah.

HOW TO REACH (E)

Access to Timbrah Traditional Village is very easy because it is only 15 minutes from downtown Amlapura, 1 hour 45 minutes drive from I Gusti Ngurah Rai International Airport and 40 minutes from the nearest port, Padang Bai port.

HOW TO REACH (I)

Akses menuju Desa Adat Timbrah sangat mudah karena hanya berjarak 15 menit dari pusat kota Amlapura, berjarak 1 jam 45 menit perjalanan dari International Airport I Gusti Ngurah Rai dan 40 Menit dari pelabuhan terdekat yaitu pelabuhan Padang Bai.

WHAT TO SEE (E)

When you visit the Timbrah Tourism Village, you will be spoiled by beautiful Rice Terraces, Tirta Penglukatan Tours, Views of Mount Agung and Balinese Aga Cultural Customs.

WHAT TO SEE (I)

Ketika anda berkunjung ke Desa Wisata Timbrah anda akan dimanjakan oleh Terasering Persawahan yang indah, Wisata Tirta Pengelukatan, Pemandangan Gunung Agung dan Adat Budaya Khas Bali Aga.

WHAT TO DO (E)

Trekking, Farming, Melukat (Purifying), Cycling, Nguling (Pork Processing), Palm Tree Brewery

WHAT TO DO (I)

Trekking, Bertani, Melukat (Pemurnian), Bersepeda, Nguling (Pengolahan Daging Babi), Pabrik Kelapa Sawit.

WHERE TO STAY(E)

Enjoying the cultural experience in the Timbrah Village, you also have the opportunity to live in a local community's house, where you can see the daily life and activities of the homeowner.

WHERE TO STAY (I)

Menikmati pengalaman budaya di Desa Wisata Timbrah anda juga berkesempatan untuk tinggal di rumah masyarakat lokal, yang dimana anda dapat melihat keseharaian dan aktivitas dari pemilik rumah.

WHAT TO BUY (E)

Tourists who visit the Timbrah Tourism Village can buy a traditional drink product called tuak jaka which is fresh straight from the tree.

WHAT TO BUY (I)

Wisatawan yang berkunjung ke Desa Wisata Timbrah dapat membeli produk minuman tradisional bernama tuak jaka yang fresh langsung dari pohonnya.


Tour Package

Travel has helped us to understand the meaning of life and it has helped us become better people. Each time we travel, we see the world with new eyes.